UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN EPIDEMIOLOGI KESEHATAN
Anggota
Kelompok: 1. Ni Made Shellasih (094)
2. Siti
Nurohma
3. Suci
Maulidya P (089)
Kelompok
2
A.
Tujuan
1. Untuk mengetahui pola sulur jari tangan
pada mahasiswi Epidemiologi 2014 dari perwakilan setiap kelompok
2. Mengetahui perbandingan pola sulur jari
tangan antar kelompok Epidemiologi 2014
B.
Landasan Teori
Secara
anatomis dermatoglifi akan membuat permukaan kasar pada telapak tangan jari
tangan, telapak kaki, dan jari kaki yang berfungsi dalam membantu proses
memegang atau berpijak sehingga tidak tergelincir. Pembentukan dermatoglifi
dimulai dengan proliferasi sel epitel basal epidermis volar pad sekitar minggu
ke-10 sampai minggu ke-11 kehamilan. Sel-sel kemudian membentuk lipatan-lipatan
dan menjadi rigi episermis. (Ainur Annisa: 2010)
Pada bulan
ke-enam kehamilan pembentukan dermatoglifi berakhir sepenuhnya. Susunan rigi
pada epidermis yang dikendalikan oleh poligen dapat digunakan untuk
mengidentifikasi seseorang karena polanya tidak akan berubah seumur hidup.
Galton (1892) mengklasifikasikan pola sulur rigi menjadi 3 kelompok
berdasarkan jumlah triradius yang terdapat pada ujung jari yaitu:
1.
Arch, tidak
ada triradius. Pola ini paling sedikit ditemukan, paling banyak ditemukan pada
populasi Bushman. Pada pola Arch, jumlah rigi adalah nol.
2. Loop, terdapat satu triradius. Merupakan pola yang
paling banyak ditemukan baik pada populasi orang kulit putih maupun kulit
hitam. Loop dibedakan menjadi dua yaitu:
·
Loop radial,
jika pola sulurnya terbuka ke arah ujung jari atau ke atas.
·
Loop ulnar,
jika pola sulurnya terbuka ke arah pangkal jari atau ke bawah.
3.
Wohrl,
terdapat dua triradius. Banyak ditemukan pada populasi Mongoloid, penduduk asli
Australia, dan Melanesia di Pasifik.
![https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjg2xIRyH1WI_RSYU7OFAbAA1-tqAcb9KUuFS0x60ZFAtRUzM6Gh_he2069ZsSPLmsK45g9YDZFLi51dR_5xn42TmMQZZf8jXRJaRXzzD7VIhQG9EJ8Bv9XpcYslQKSbWsEbsUn4M1LtKE6/s1600/New+Picture.png](file:///C:\Users\Suci\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.png)
![https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhDnuHiCsmqiFtLjHOuGPuXMdQAc-VMkd-th0c6VVuFUwss1ZgJuR0bV8CpWNnaZ5gurUm_bfiyoYxmjnGAHOjWde3zb0CTgKm40OG9EBnk2nJzHuUvzCkH8JFG2p_eJl6HFJDy-lmOcnQ/s1600/New+Picture+(2).png](file:///C:\Users\Suci\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image004.png)
![https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaYFTwWVqBDvoix6HtvGfFCClG-PID5Kbq9p0t18mBu7ohr3mfCkBkY0I_cVwzYvvcR3fMkaDggaWZF7ch_hIYUiRwY1cANrytfgEFv-WD4C43nGvKDUgtFwfpLmM0L1JUUHSddrMMkaE8/s1600/New+Picture+(1).png](file:///C:\Users\Suci\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image006.png)
Dalam populasi rata-rata, terdapat pola
Arch sebanyak 5%, pola Loop 65 – 75%, dan pola Wohrl sebanyak 25 – 30%.
Frekuensi pola sulur antara laki-laki dan perempuan juga berbeda. Jumlah rigi
rata-rata pada perempuan sebanyak 127, sedangkan laki-laki memiliki jumlah yang
lebih banyak yaitu sebanyak 144. Teknik penghitungan rigi dilakukan dengan
menjumlah rigi pada semua jari tangan (total finger ridge count). (Anonimous:
2011).
Klasifikasi dari bentuk sidik jari
didasarkan atas banyaknya triradius, yaitu titik-titik darimana rigi-rigi
menuju tiga arah dengan sudut kira-kira 120 derajat atau merupakan titik pusat
dari bentuk segitiga yang menyebar membentuk sulur-sulur di jari tangan dan
kaki, serta di telapak tangan dan kaki. Adanya perbedaan pola sidik jari tangan
kanan dan tangan kiri dan pada orang kembar hanya ada sedikit perbedaan.
Walaupun ketika dilihat secara mendetail pola sidik jari manusia satu berbeda
dengan yang lain namun pola skala besarnya memiliki beberapa persamaan dan
dapat diidentifikasi dengan mudah.
(Slatis et al, dalam Sintaningtyas, 2010) menyatakan bahwa pola sidik jari
dasar pada manusia adalah ulnar loop dan variasi gen menyebabkan deviasi
(penyimpangan) dari pola sidik jari dasar ini menjadi pola-pola lain. Gen-gen
yang berpengaruh antara lain:
1. Gen semidominan untuk pola whorl pada
ibu jari tangan (satu orang homozigot mempunyai pola whorl pada kedua ibu jari,
yang lainnya mempunyai ulnar loop pada kedua ibu jari dan 288 orang heterozigot
biasanya mempunyai dua pola ulnar loop atau satu ulnar loop dan satu whorl)
2. Gen semidominan untuk pola whorl pada
jari manis yang bekerja seperti gen untuk pola whorl pada ibu jari
3. Gen dominan untuk pola arch pada ibu
jari dan seringkali pada jari tangan lain
4. Satu atau lebih gen dominan untuk pola
arch pada jari tangan
5. Gen dominan untuk pola whorl pada semua
jari tangan kecuali untuk pola ulnar loop pada jari tengah. Gen dominan untuk
radial loop pada jari telunjuk, seringkali berhubungan dengan pola arch pada
jari tengah
6. Gen resesif untuk pola radial loop pada
jari manis dan kelingking. Gen-gen ini dapat bekerja secara independen maupun
epistasis
Frekuensi pola sidik
jari sangat bervariasi dari satu jari dengan jari lainnya. Hasil penelitian
skripsi Sintaningtyas (2010) menyatakan bahwa pada umumnya kira-kira 65-70% dan
tipe whorl kira-kira 25-30%. Menurut Penrose (dalam Sintaningtyas, 2010) jumlah
sulur total pada jenis kelamin laki-laki lebih banyak dari perempuan. Frekuensi
kehadiran setiap pola sidik jari baik pola sidik jari loop, arch dan whorl
tidak sama. Pada orang normal frekuensi kehadiran pola sidik jari untuk pola
loop lebih banyak daripada frekuensi kehadiran pola sidik jari whorl dan arch,
inilah yang sering digunakan para ahli untuk mengidentifikasi karakteristik
sifat seseorang (suryo dalam Beatrice, 2009).
C. Alat dan bahan
1. Tinta cina
2. Kertas HVS
3. Koran
4. Lup (Kaca pembesar)
D.Cara Kerja
1) Oleskan tinta cina secara
merata ke-lima jari dan
2) Tempelkan pada kertas HVS
yang tersedia
2) Mengamati dengan lup
(kaca pembesar)
3) Menentukan tipe pola
sidik jari dan mencatatnya
E. Hasil
dan Pembahasan
Jumlah
pola sulur jari tangan yang dijadikan bahan praktikum sebanyak lima dari
individu masing-masing kelompok. Berikut adalah hasil pola sulur jari tangan
pada lima sampel indvidu:
Kelompok
|
Nama
|
Pola Sulur
|
||||
Ibu jari
|
Jari telunjuk
|
Jari tengah
|
Jari manis
|
Jari kelingking
|
||
1
|
Maryam Assagaf
|
Radial loop
|
Tented arch
|
Radial loop
|
Radial loop
|
Radial loop
|
2
|
Ni Made Shellasih
|
Ulnar loop
|
Ulnar loop
|
Ulnar loop
|
Ulnar loop
|
|
3
|
Nanda Amala Elsany
|
Radial loop
|
Radial loop
|
Ulnar loop
|
Radial loop
|
Plain whorl
|
4
|
Irma Fajar
|
Plain whorl
|
Radial loop
|
Radial loop
|
Radial loop
|
Radial loop
|
5
|
Sonia Qori Safitri
|
Ulnar loop dan tented arch
|
Tented arch
|
Ulnar loop dan tented arch
|
Ulnar loop
|
Ulnar loop
|
Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan, terlihat bahwa terdapat variasi pola sulur
tangan pada setiap individu hal tersebut terjadi karena masing-masing individu
memiliki gen fenotipe yang berbeda yang disebabkan oleh pengaruh gen ganda.
Jumlah frekuensi
pada sampel yang ada dari loop yaitu 20, whorl sebanyak 3, dan arch sebanyak
4. Dari data tersebut terlihat frekuensi
dengan jumlah terbanyak yaitu loop. Berdasarkan literatur pola sulur jari
tangan dengan tipe loop paling banyak terdapat pada populasi kulit putih dan
kulit , sedangkan jumlah terbanyak kedua adalah arch. Tipe arch biasanya sangat
jarang ditemukan pada populasi bangsa lain karena biasanya frekuensinya kurang
dari 10%, hanya pada populasi bushman aau bangsa negroid di Afrika Selatan yang
memiliki frekuensi arch terbanyak. Urutan ketiga adalah whorl yaitu sebanyak 3
karena pada tipe ini paling banyak dijumpai pada laki-laki sedangkan populasi
mahasiswa Epidemiologi 2014 semuanya berjenis kelamin peremuan.
Selain
menentukan pola sulur jari tangan, percobaan lain yang dilakukan adalah
mengamati tipe triradius pada telapak tangan pada 5 sampel tersebut. Berikut
adalah hasil tipe triradius pada telapak tangan:
Kelompok
|
Nama
|
Tipe triradius
|
1
|
Maryam Assagaf
|
Titik
|
2
|
Ni Made Shellasih
|
Satu titik dua celah
|
3
|
Nanda Amala Elsany
|
titik
|
4
|
Irma Fajar
|
Aksial
|
5
|
Sonia Qori Safitri
|
Aksial
|
Berdasarkan
pengamatan pola pada telapak tangan, ditemukan terdapat 2 kelompok yang
memiliki tipe triradius titik, 2 kelompok aksial dan satu kelompok memiliki
tipe tridaus yang berbeda yaitu satu titik dua celah. Perbedaan ini disebabkan oleh tipe sulur jari tangan
yang berbeda sehingga tipe triradius pun memiliki komponen atau bentuk yang
berbeda pula. Namun antar satu manusia dengan manusia lainnya tidak memiliki
perbedaan yang besar, disetiap manusia tentu memiliki tipe yang mirip atau
hampir sama, namun pasti tetap ada perbedaan dari keduanya.
F.
Kesimpulan
Setiap manusia tidak memiliki pola
sulur jari tangan yang sama walaupun orang tersebut kembar, hal tersebut
terbukti dari hasil percobaan yang telah dilakukan tidak ada satupun sampel
yang memiliki pola sulur jari tangan yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Ainur,
Annisa et al. 2009. Pola Sidik Jari Anak-anak Sindrom Down di
SLB Bakhti Kencana dan Anak-anak Normal di SD Budi Mulia Dua Yogyakarta.
Jurnal kedokteran dan kesehatan Indonesia. URL http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?act=tampil&id=63074&idc=24
(diakses pada 31 Mei 2016)
Pujiasih
et al, 2014. Pewarisan Gen Ganda Penentuan Pola dan Jumlah Sulur Jari Tangan.
URL https://www.scribd.com/doc/248685102/PEWARISAN-GEN-GANDA-PENENTUAN-POLA-DAN-JUMLAH-SULUR-JARI-TANGAN
(diakses pada 231 Mei 2016)
Sintaningtyas,
L. J., 2010. Pola DermatoglifiTangan pada
Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Skripsi. Solo:
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Sulistyoningsih,mei.2013.Petunjuk Praktikum
Genetika. FPMIPA IKIP PGRI Semarang
Suryo.
1986. Genetika Manusia. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqRcirVyTiq-c2LjqDWeBVbtrD6wrzjlgeYJ2CbGvQwkZ4AUN4jNQtshUYcornguS2R80Aa_KEI4-Dbwk6zfg33TWQP-1ovS54j-N0fbOc_iZqX-NDqrBfId5Ls64hTjA9jz2tjqjRrht1/s400/sulur.jpg)
![](file:///C:\Users\Suci\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image008.jpg)
Komentar
Posting Komentar